Turnover karyawan adalah fenomena yang umum terjadi di berbagai sektor industri. Meskipun pergantian karyawan adalah hal yang wajar dan tak terhindarkan, angka turnover yang tinggi bisa menjadi sinyal adanya masalah dalam perusahaan yang perlu diperhatikan. Dampak dari turnover yang tinggi dapat berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tim dan kelangsungan perusahaan itu sendiri.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki strategi yang efektif dalam mengelola turnover karyawan. Sebelum merumuskan strategi tersebut, perusahaan perlu memahami penyebab turnover serta kerugian yang mungkin ditimbulkan. Artikel ini akan membantu Anda untuk lebih memahami isu ini.
Apa Itu Turnover Karyawan?
Secara sederhana, turnover karyawan merujuk pada proses pergantian karyawan dalam suatu organisasi, di mana sebagian karyawan meninggalkan perusahaan dan digantikan oleh yang baru. Turnover ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
-
Turnover Sukarela
Turnover sukarela terjadi ketika karyawan memilih untuk meninggalkan perusahaan atas kehendaknya sendiri. Berbagai faktor dapat memicu keputusan ini, seperti lingkungan kerja yang kurang mendukung, kompensasi yang tidak memadai, kurangnya peluang untuk pengembangan karir, atau masalah lainnya. Ketidakpuasan ini mendorong karyawan untuk mencari kesempatan baru di tempat lain. Namun, turnover jenis ini masih bisa diminimalkan dengan melakukan evaluasi dan perbaikan di berbagai aspek.
-
Turnover Tidak Sukarela
Sebaliknya, turnover tidak sukarela terjadi ketika perusahaan memutuskan untuk memberhentikan karyawan, biasanya melalui proses pemecatan. Alasan di balik keputusan ini sering kali berkaitan dengan kebutuhan perusahaan untuk menjaga kelangsungan operasional.
Selain itu, turnover karyawan juga dapat dibagi menjadi dua kategori berdasarkan dampaknya:
-
Turnover Fungsional: Terjadi ketika karyawan yang keluar memiliki kinerja buruk dan tidak dapat diandalkan. Dalam hal ini, perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dengan menggantinya dengan karyawan yang lebih berkualitas.
-
Turnover Disfungsional: Merupakan turnover yang terjadi ketika karyawan yang keluar memiliki kinerja baik dan masih dibutuhkan oleh perusahaan, namun memilih untuk pergi. Ini jelas merugikan organisasi.
Penyebab Turnover Karyawan
Ada banyak alasan yang dapat menyebabkan turnover di perusahaan. Memahami penyebab-penyebab ini penting agar perusahaan dapat mengevaluasi dan menemukan solusi saat turnover terjadi dalam jumlah tinggi. Secara umum, penyebab turnover dapat dikelompokkan ke dalam tiga faktor utama: individu, organisasi, dan geografis.
Faktor Individu:
-
Karyawan merasa tidak puas dengan pekerjaan atau kondisi kerjanya.
-
Beban kerja yang terlalu berat.
-
Ketidakcocokan dengan budaya atau lingkungan kerja.
-
Keinginan untuk mencari peluang dengan kompensasi lebih baik.
-
Karyawan merasa sudah cukup lama bekerja dan ingin mencari pengalaman baru.
-
Karyawan mencapai usia pensiun dan memutuskan untuk berhenti.
Faktor Organisasi:
-
Kebijakan perusahaan yang terlalu ketat atau represif.
-
Transparansi gaji yang rendah atau tidak jelas.
-
Kurangnya program pengembangan bagi karyawan.
-
Perusahaan tidak memenuhi kebutuhan atau perhatian terhadap kesejahteraan karyawan.
-
Tidak ada pengakuan atau penghargaan atas prestasi karyawan.
Faktor Geografis:
-
Jarak antara tempat tinggal karyawan dan kantor yang terlalu jauh, sehingga memengaruhi keputusan mereka untuk mencari pekerjaan di lokasi yang lebih dekat.
Dampak Negatif dari Turnover Karyawan bagi Perusahaan
Meskipun turnover kadang-kadang dapat memberikan keuntungan dalam kondisi tertentu, tingkat turnover yang tinggi sering kali menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan. Beberapa dampak buruk tersebut meliputi:
-
Penurunan Produktivitas
Tingginya tingkat turnover dapat menyebabkan penurunan produktivitas secara keseluruhan. Ketika banyak karyawan berganti-ganti, tim harus beradaptasi dengan anggota baru, sehingga mengganggu kinerja tim yang sudah ada.
-
Dampak Moral bagi Karyawan Tersisa
Karyawan yang tetap bertahan mungkin merasa demotivasi atau kehilangan semangat kerja jika mereka merasa bahwa perusahaan tidak stabil atau tidak memperhatikan kesejahteraan mereka.
-
Biaya Rekrutmen yang Tinggi
Setiap kali terjadi turnover, perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk mencari, merekrut, dan melatih karyawan baru. Proses ini mencakup iklan lowongan pekerjaan, seleksi kandidat, serta orientasi dan pelatihan yang tentunya memakan biaya dan waktu.
Secara keseluruhan, dampak dari tingkat turnover yang tinggi dapat sangat merugikan perusahaan dari berbagai aspek baik finansial maupun produktivitas serta moral karyawan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami penyebab turnover dan mencari solusi efektif agar masalah ini dapat dikelola dengan baik.
Sebagai Biro Psikologi terpercaya, Assessment Indonesia adalah vendor psikotes yang juga menyediakan layanan psikotes online dengan standar profesional tinggi untuk mendukung keberhasilan asesmen Anda.