Memuat...
24 October 2025 10:03

Mental Health First Aid di Tempat Kerja: Peran HR dan Rekan Kerja

Bagikan artikel

Kesehatan mental di tempat kerja bukan lagi topik tambahan dalam diskusi manajemen sumber daya manusia. Dalam beberapa tahun terakhir, tekanan kerja, beban yang terus meningkat, dan krisis global seperti pandemi telah memperjelas satu hal: tempat kerja yang sehat secara mental sama pentingnya dengan tempat kerja yang aman secara fisik. Di sinilah konsep Mental Health First Aid (MHFA) menjadi relevan. MHFA adalah pendekatan sistematis yang memberikan panduan bagaimana memberikan pertolongan pertama psikologis pada seseorang yang sedang mengalami masalah atau krisis kesehatan mental, sebelum bantuan profesional tersedia.

Dalam konteks kantor, dua aktor penting menjadi ujung tombak implementasi MHFA: pihak Human Resources (HR) dan rekan kerja. HR memegang peran sistemik dan strategis. Mereka dapat menciptakan kebijakan yang mendukung lingkungan kerja sehat mental, menyediakan pelatihan MHFA untuk staf, serta menjadi penghubung antara karyawan dan layanan profesional. Namun, peran ini tidak bisa berjalan sendiri tanpa keterlibatan rekan kerja sebagai "mata dan telinga" pertama.

Rekan kerja sering kali menjadi orang pertama yang menyadari perubahan perilaku, penurunan produktivitas, atau gejala distress emosional yang muncul. Reaksi seperti menjadi lebih pendiam, mudah tersinggung, menarik diri dari percakapan, atau tampak kelelahan berlebihan bisa jadi sinyal awal seseorang sedang tidak baik-baik saja. Dalam pendekatan MHFA, penting bagi rekan kerja untuk tidak menghakimi, menunjukkan empati, mendengarkan secara aktif, dan mengarahkan individu ke bantuan profesional bila dibutuhkan.

Namun, penerapan MHFA tidak selalu mudah. Banyak tempat kerja masih menganggap kesehatan mental sebagai urusan pribadi atau tabu untuk dibahas. Beberapa karyawan bahkan takut dianggap “lemah” jika terbuka soal tekanan emosional yang dirasakan. Oleh karena itu, perlu upaya kolaboratif membangun budaya organisasi yang terbuka dan aman secara psikologis. HR perlu memastikan kebijakan non-diskriminatif dan perlindungan kerahasiaan, sementara rekan kerja perlu didorong untuk membangun solidaritas emosional.

Langkah-langkah konkret yang bisa diambil antara lain: mengadakan pelatihan rutin MHFA, menciptakan kanal pelaporan aman, menyediakan layanan konseling perusahaan, dan membuat program internal seperti peer support group. Lebih jauh lagi, integrasi MHFA dalam budaya kerja perlu dikaitkan dengan nilai-nilai perusahaan agar tidak berhenti pada simbolik belaka.

Membangun tempat kerja yang sehat mental adalah tanggung jawab kolektif. MHFA bukan hanya soal menyelamatkan saat krisis, tapi tentang menciptakan ekosistem yang peka, suportif, dan manusiawi. Di tengah tantangan dunia kerja modern, HR dan rekan kerja memiliki kesempatan emas untuk menjadi agen perubahan dalam dunia yang lebih peduli kesehatan mental. Percayakan asesmen karyawan Anda pada biro psikologi resmi Assessment Indonesia, pusat asesmen psikologi dengan layanan terbaik. 

Referensi:

Kitchener, B. A., & Jorm, A. F. (2002). Mental health first aid training for the public: evaluation of effects on knowledge, attitudes and helping behavior. BMC Psychiatry.

Mental Health First Aid USA. (2023). https://www.mentalhealthfirstaid.org

WHO. (2022). Workplace Mental Health Promotion.

 

Bagikan