Memuat...
18 March 2025 15:09

Mengapa Kita Terjebak dalam Sunk Cost Fallacy: Kecenderungan Menahan yang Sudah Tidak Bergun

Bagikan artikel

Mengenal Sunk Cost Fallacy: Mengapa Kita Terus Menginvestasikan Waktu dan Sumber Daya pada Hal yang Tidak Lagi Menguntungkan

 

Sunk cost fallacy, atau yang lebih dikenal sebagai "kejatuhan biaya yang telah dikeluarkan," adalah fenomena psikologis yang terjadi ketika seseorang terus melanjutkan investasi dalam suatu hal hanya karena sudah mengeluarkan banyak sumber daya baik waktu, uang, atau tenaga meskipun hasil yang didapatkan tidak lagi sebanding dengan usaha yang dikeluarkan. Meskipun logikanya menyarankan untuk berhenti dan tidak memperburuk kerugian, banyak orang masih sulit melepaskan sesuatu yang sudah tidak bermanfaat. Fenomena ini berakar pada berbagai faktor psikologis, yang salah satunya adalah ketakutan akan kerugian lebih lanjut dan kesulitan untuk menerima kegagalan.

Penyebab Sunk Cost Fallacy

  1. Kecemasan terhadap Kerugian
    Salah satu alasan utama mengapa sunk cost fallacy terjadi adalah rasa takut akan kerugian. Sumber daya yang telah dikeluarkan baik uang, waktu, atau energib  terlihat seolah-olah harus dihargai dan "dimanfaatkan" sampai tuntas, meskipun tidak ada jaminan bahwa keuntungan akan tercapai di masa depan. Dalam banyak kasus, ini berkaitan dengan ketidakmampuan untuk menerima kerugian atau kegagalan sebagai bagian dari proses hidup.

  2. Keterikatan Emosional
    Manusia seringkali mengembangkan keterikatan emosional terhadap apa yang telah mereka investasikan. Hal ini bisa berupa proyek yang tidak berjalan sesuai rencana, hubungan yang sudah lama terjalin, atau bahkan pekerjaan yang terasa tidak memadai. Perasaan ini bisa memperburuk kecenderungan untuk terus melanjutkan investasi meskipun itu merugikan, karena ada keinginan untuk menghindari perasaan penyesalan atau kegagalan.

  3. Bias Kognitif
    Bias kognitif adalah faktor lain yang memperburuk terjadinya sunk cost fallacy. Salah satunya adalah escalation of commitment—kecenderungan untuk meningkatkan komitmen terhadap keputusan yang sudah dibuat meskipun hasilnya buruk. Bias ini didorong oleh kebutuhan untuk membenarkan keputusan sebelumnya agar kita merasa keputusan tersebut tidak sia-sia.

  4. Kesulitan untuk Menerima Realitas
    Keputusan yang sudah diambil mungkin tidak berjalan sesuai harapan, tetapi kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa sesuatu tidak berhasil atau gagal bisa menjadi hambatan besar. Ini bisa membuat seseorang merasa cemas tentang kehilangan potensi yang sebelumnya ada, atau merasa bahwa mereka "harus" melanjutkan untuk menghindari perasaan gagal.

Dampak Sunk Cost Fallacy

  1. Keputusan yang Buruk
    Ketika seseorang terus melanjutkan sesuatu yang tidak lagi menguntungkan, mereka cenderung membuat keputusan yang semakin buruk. Meningkatkan investasi pada hal yang tidak memberi hasil positif hanya akan memperburuk kerugian.

  2. Kehilangan Waktu dan Energi
    Dengan terus berpegang pada keputusan yang salah, seseorang bisa kehilangan waktu berharga dan energi yang sebenarnya bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat.

  3. Stres dan Kecemasan
    Terjebak dalam sunk cost fallacy dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan, karena seseorang merasa terjebak dalam situasi yang tidak memuaskan namun enggan untuk keluar. Ini bisa menyebabkan perasaan frustasi dan ketidakpuasan yang berkepanjangan.

Cara Menghindari Sunk Cost Fallacy

  1. Berpikir Rasional tentang Kerugian
    Salah satu cara untuk menghindari sunk cost fallacy adalah dengan memisahkan keputusan masa lalu dengan keputusan saat ini. Kita harus berhenti memikirkan biaya yang telah dikeluarkan, dan sebaliknya fokus pada potensi hasil di masa depan. Evaluasi situasi secara objektif tanpa terbebani dengan apa yang sudah terbuang sebelumnya.

  2. Menerima Kerugian sebagai Bagian dari Proses
    Mengakui bahwa kerugian adalah bagian dari hidup dan proses belajar bisa membantu kita melepaskan hal-hal yang tidak lagi memberikan manfaat. Ini adalah langkah pertama untuk menghindari terjebak dalam sunk cost fallacy.

  3. Mencari Perspektif Lain
    Berkonsultasi dengan orang lain yang tidak terlibat langsung dalam keputusan dapat memberikan pandangan objektif dan membantu kita melihat situasi dari sudut pandang yang lebih jelas.

Kesimpulan

Sunk cost fallacy adalah salah satu fenomena psikologis yang umum, yang seringkali membuat kita sulit untuk melepaskan sesuatu yang sudah tidak bermanfaat. Kecenderungan ini berasal dari ketakutan akan kerugian, keterikatan emosional, dan bias kognitif yang menghalangi kita untuk membuat keputusan rasional. Dengan memahami penyebab dan dampaknya, kita bisa mulai belajar untuk menerima kerugian, mengevaluasi situasi secara objektif, dan mengambil langkah-langkah yang lebih bijak untuk masa depan.

Daftar Pustaka

Arkes, H. R., & Blumer, C. (1985). The psychology of sunk cost. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 35(1), 124–140.

Bazerman, M. H., & Moore, D. A. (2013). Judgment in managerial decision making. Wiley.

Thaler, R. H. (1980). Toward a positive theory of consumer choice. Journal of Economic Behavior & Organization, 1(1), 39-60.

Staw, B. M. (1976). Knee-deep in the big muddy: A study of escalating commitment to a chosen course of action. Organizational Behavior and Human Performance, 16(1), 27–44.

Soman, D., & Cheema, A. (2004). The effect of convenience on self-control. Journal of Marketing Research, 41(1), 18-27.

Bagikan