Memuat...
07 October 2025 09:16

Cara Memberi Dukungan pada Teman yang Mengaku Ingin B***h D***

Bagikan artikel

Saat seseorang mengungkapkan keinginannya untuk mengakhiri hidup, reaksi awal yang muncul di benak kita sering kali bercampur antara rasa takut, bingung, tidak percaya, atau bahkan ingin menyangkal kenyataan tersebut. Namun, satu hal yang pasti: ketika seseorang cukup berani mengungkapkan pikiran bunuh dirinya kepada kita, itu adalah sebuah kepercayaan yang sangat besar. Mereka tidak sedang mencari sensasi, melainkan mungkin sedang mencari harapan terakhir.

Memberi dukungan pada teman yang mengaku ingin bunuh diri bukan tentang menyelamatkan mereka seorang diri, tetapi tentang menjadi jembatan menuju bantuan yang tepat. Sebuah studi yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO, 2021) menunjukkan bahwa mendengarkan dengan empati dan tidak menghakimi adalah intervensi awal yang paling penting. Sering kali, orang yang berpikir untuk mengakhiri hidup merasa sangat sendiri dan tidak dipahami. Mereka bukan hanya ingin lepas dari kehidupan, tetapi lepas dari rasa sakit yang tak tertahankan.

Langkah pertama adalah mendengarkan dengan penuh perhatian, tanpa terburu-buru memberi solusi atau menenangkan dengan klise seperti "Kamu akan baik-baik saja" atau "Jangan berpikir seperti itu." Kalimat-kalimat ini bisa membuat mereka merasa diabaikan atau disepelekan. Sebaliknya, validasi perasaan seperti, “Aku bisa lihat ini berat banget buat kamu,” atau “Aku nggak tahu pasti bagaimana rasanya, tapi aku ingin dengar dan bantu sebisaku,” jauh lebih berdampak karena menunjukkan penerimaan terhadap emosi mereka (Joiner, 2005).

Menghindari sikap panik juga penting. Meskipun sebagai pendengar kita merasa gentar, mencoba menjaga ketenangan bisa memberikan rasa aman bagi mereka. Kita juga tidak perlu takut untuk bertanya langsung, “Apakah kamu sudah punya rencana atau cara tertentu?” Pertanyaan ini tidak mendorong seseorang untuk bunuh diri. Sebaliknya, menurut American Foundation for Suicide Prevention (AFSP, 2023), bertanya langsung dapat menurunkan risiko tindakan karena memberi ruang bagi ekspresi dan kejujuran. Penelitian menunjukkan bahwa mendekati topik ini secara terbuka justru membantu menurunkan perasaan terisolasi.

Setelah membuka ruang bicara, hal terpenting berikutnya adalah membantu mereka terhubung ke sumber bantuan profesional. Kita bisa menyarankan dengan lembut, “Aku pikir kita bisa cari bantuan bareng. Mungkin ke psikolog atau ke layanan kesehatan mental.” Di Indonesia, layanan seperti Sejiwa 119 ext. 8, Pijar Psikologi, atau Into the Light Indonesia menyediakan kanal pertolongan awal, dan bisa menjadi titik tolak mencari bantuan lanjutan.

Namun, kita juga harus menyadari keterbatasan kita sebagai teman. Jika risiko bunuh diri tampak tinggi, misalnya mereka sudah punya rencana, menyendiri, atau terlihat melakukan tindakan mengakhiri hidup secara nyata, maka langkah terbaik adalah mencari bantuan darurat. Kita boleh menghubungi keluarga terdekat mereka, atau bahkan layanan darurat, meskipun itu berarti melanggar privasi untuk sementara. Dalam situasi krisis, keselamatan adalah prioritas tertinggi, dan ini bukan bentuk pengkhianatan, melainkan tanda bahwa kita benar-benar peduli (SAMHSA, 2022). 

Menjadi pendengar yang aman bagi seseorang yang sedang berada di ujung harapan bukanlah tugas yang mudah, tetapi bisa menjadi hal paling penting yang pernah kita lakukan untuk seseorang. Kita tidak harus menyembuhkan mereka, cukup hadir, mendengar, dan membawa mereka ke tempat yang bisa membantu lebih lanjut. Dalam banyak kasus, itu sudah sangat berarti.

Bunuh diri bukan soal keberanian atau kelemahan, tetapi soal keputusasaan dan beban psikologis yang sangat berat. Dengan empati, ketenangan, dan dorongan yang tepat, kita bisa menjadi bagian dari perubahan dimana mengubah pikiran mengakhiri hidup menjadi satu langkah baru untuk bertahan. Di tengah dunia yang sering terlalu cepat dan terlalu sibuk, keberadaan kita bisa menjadi satu hal yang membuat mereka merasa masih layak untuk hidup. Temukan layanan asesmen psikologi terbaik hanya di biro psikologi resmi Assessment Indonesia, mitra terpercaya untuk kebutuhan psikotes.

 

Referensi:

World Health Organization. (2021). Preventing suicide: A global imperative.

Joiner, T. (2005). Why People Die by Suicide. Harvard University Press.

American Foundation for Suicide Prevention (AFSP). (2023). www.afsp.org

Substance Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA). (2022). Suicide Prevention Guidelines.

Pijar Psikologi (www.pijarpsikologi.org), Into the Light Indonesia (www.intothelightid.org)

 

Bagikan