Pernahkah kamu merasa seorang teman tiba-tiba berbeda? Biasanya aktif mengobrol, kini jarang muncul. Biasanya cepat membalas pesan, kini hanya membaca tanpa membalas. Mungkin awalnya kamu mengira mereka hanya sibuk. Namun, semakin lama, perubahan itu makin mencolok dimana mereka mulai menghindar, menolak ajakan bertemu, dan bahkan terlihat tidak tertarik pada hal-hal yang dulu mereka sukai. Ketika seseorang terlalu menarik diri dari interaksi sosial, itu bisa menjadi sinyal bahwa ada hal yang tidak beres.
Menarik diri bukan selalu tanda seseorang marah atau ingin menjauh karena konflik. Dalam banyak kasus, penarikan diri merupakan mekanisme perlindungan yang dilakukan seseorang saat sedang merasa kewalahan secara emosional. Dalam konteks kesehatan mental, perilaku ini bisa menjadi indikator bahwa seseorang sedang berada dalam kondisi tertekan, mengalami kecemasan berlebih, depresi, atau sedang berjuang dengan pergulatan internal yang tak terungkapkan.
Sebagai teman, kita sering merasa ragu, apakah perlu menanyakan kondisi mereka? Apakah justru akan dianggap terlalu ikut campur? Namun, justru dalam kondisi seperti inilah kehadiran seorang teman bisa sangat berarti. Yang penting bukan seberapa cepat kita bertanya, tapi bagaimana pendekatan kita dilakukan dengan empati. Jangan memaksa mereka bercerita, tetapi beri ruang aman agar mereka tahu bahwa kamu peduli dan siap mendengarkan. Kamu bisa memulai dengan hal sederhana seperti, “Aku kangen ngobrol sama kamu. Aku perhatiin kamu lagi banyak pikiran, ya?”
Pendekatan dalam situasi seperti ini bisa didasari prinsip ALGEE yang dikembangkan oleh Mental Health First Aid (MHFA), yaitu sebuah panduan langkah-langkah pemberian pertolongan pertama psikologis. Langkah pertama adalah Approach the person atau mendekati dengan penuh empati. Hindari menyudutkan atau mendesak. Kedua, Listen nonjudgmentally, yaitu mendengarkan secara aktif tanpa menghakimi atau membandingkan pengalaman mereka dengan milik kita. Ketiga, Give reassurance and information, yakni memberikan rasa aman dan meyakinkan mereka bahwa bukan hal yang salah untuk merasa lelah, kosong, atau tidak baik-baik saja. Selanjutnya, Encourage appropriate professional help, mengajak mereka untuk mempertimbangkan menemui psikolog atau konselor. Dan terakhir, Encourage self-help and other support strategies, yaitu mendorong mereka untuk kembali ke rutinitas yang menyehatkan secara fisik maupun emosional, seperti olahraga ringan, tidur cukup, dan terhubung dengan komunitas yang positif.
Penting untuk dicatat bahwa orang yang sedang menarik diri tidak selalu mampu atau mau langsung terbuka. Mungkin mereka akan menyangkal, menjawab singkat, atau malah semakin menjauh. Jangan berkecil hati. Kehadiran yang konsisten, bahkan hanya dengan mengirim pesan sederhana seperti “Aku ada kalau kamu butuh teman cerita,” bisa menjadi jangkar emosional bagi mereka. Terkadang, yang mereka butuhkan bukan solusi, tetapi seseorang yang cukup peduli untuk tidak menyerah.
Namun, kita juga perlu menyadari batas kemampuan kita sebagai teman. Bila seseorang menunjukkan gejala serius, seperti berbicara tentang keputusasaan, kehilangan minat hidup, menyakiti diri, atau berbicara soal kematian, ini adalah situasi yang memerlukan intervensi profesional. Kita dapat membantu dengan mendampingi mereka mencari bantuan, atau memberi tahu orang yang lebih kompeten seperti keluarga atau tenaga kesehatan mental. Dalam banyak kasus, bantuan yang datang lebih cepat dapat mencegah situasi menjadi lebih buruk.
Teman yang menarik diri bukanlah orang yang perlu dijauhi atau dianggap menyulitkan. Mereka sedang butuh bantuan, meskipun tak tahu cara memintanya. Menjadi seseorang yang mau hadir, mendengarkan, dan tidak menghakimi adalah bentuk kebaikan kecil yang bisa berdampak besar. Dalam dunia yang sering kali menuntut untuk terlihat kuat dan baik-baik saja, menjadi tempat aman bagi orang lain adalah bentuk kepedulian yang sangat berarti.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, kita semua bisa mengambil peran aktif dalam menciptakan lingkungan yang peduli dan suportif. Kita hanya perlu hadir, dengan hati yang tulus dan telinga yang siap mendengar. Anda juga dapat temukan layanan asesmen psikologi terbaik hanya di biro psikologi resmi Assessment Indonesia, mitra terpercaya untuk kebutuhan psikotes.
Referensi:
Mental Health First Aid USA. (2023). MHFA Manual for Adults. https://www.mentalhealthfirstaid.org
Mayo Clinic. (2022). Depression (major depressive disorder). https://www.mayoclinic.org
National Institute of Mental Health. (2021). Helping Someone with Depression. https://www.nimh.nih.gov